Kamis, 17 Februari 2011

Hidup di Ambang Ketidak Pastian.

Kemanakah aku hendak berlabuh??
Ibarat perahu tanpa awak berada di tengah samudera yang luas. setidaknya seperti inilah gambaran singkat hidupku
.



Semenjak aku lulus dari SMA sebuah cerita tentang perjalanan hidup yang tidak tertata mulai tergores dalam sejarah pribadiku, pikiranku terombang ambing, segala harapan, angan, dan impianku tak menentu pupus bagai tertelan bumi, aku sepertinya tak punya kaki lagi untuk bisa berdiri, tak punya tangan untuk meraih dan tak punya mata untuk melihat dan hatiku membisu tak bisa mengatakan apa- apa. Akupun enggan untuk melangkah karena aku sendiri tak tau dan tak mengerti akan jalan mana yang aku pilih dan ke manakah aku sebenarnya melangkah. Kompas hidupku tak lagi berfungsi dengan sempurna untuk menunjukan arah hidupku. Keadan demikian telah membawa aku kepada dunia yang penuh dengan tanda tanya/skeptis, batinku penuh deanga sejuta dilemma, seolah tak pernah tahu dengan apa yang terjadi, duniapun tak punya arti lagi bagiku.

Demikianlah yang aku rasakan.Aku bukanlah pribadi yang sabar untuk hidup seperti ini, akupun mulai merajut hidupku sedikit demi sedikit, mencoba untuk tetap mensyukuri apa yang ada dan tak pernah menyesal dengan semua yang telah terlahir bersamaku, aku tetap berusaha untuk menerimanya. Hari hariku kulalui dengan begitu saja, nyaris tanpa ada sesuautu yang bermakna yang bisa memberikan harapan bagiku, segalanya menjadi sembrona, tanpa ada pola hidup yang jelas.

Dari sinilah aku mulai merasakan akan hari depanku yang kelabu, sungguh amat disayangkan bagi pribadiku yang punya seribu satu harapan, hidupku menjadi satu bayangan semu.batinku bercampur aduk dengan sejuta pertanyaan,aku hidup dengan menulusuri sejuta misteri. Dunia skeptispun terbentuk olehku. Akankah hari depanku cerah seperti yang aku impikan di masa kecilku, ataukah hanya merupkan kelabu yang menyelimuti aku dengan misteri yang tidak pernah terpecahakkan?? Tidak!! Oh.. matahariku biarlah hari ini engkau boleh pergi dengan terselimut kabut, tetapi setidaknya besok engkau kemabali dengan senyuman manismu sebagai mentari.aku menghendaki engaku ketika datang sebagai cahaya diufuk timur yang memberku pagi yang cerah. Aku… akulah mahluk yang menduduki rantai teratas di planet ini, aku sudah diciptkan hampir serupa dengan penciptaku yang menjadikan siang dan malam, setidaknya seperti itulah yang kuingat dari pengetahuan agamaku sewaktu aku masih duduk di bangku kelas dua SD, masih membekas dalam ingatanku senyuman tulus dari guru Agamaku yang mengajarklan aku tetang hukum cinta kasih yang menjadi dasar iman dan agamaku yang percaya pada Yesus Kristus.Kalau demikian tidakkah aku juga diciptkan dengan sejuta harapan yang di tanami oleh yang Menjadikanku??

Aku harus melakukan sesuatu, aku harus mampu memilih jalanku sendiri, karena ini bukan untuk dia, bukan juga untuk mereka tetapi untuk diriku, untuk hari depanku dan juga demi sejuta harapan dan impianku.aku ingin hidup di duniaku. Aku ingin menjadi pribadiku sendiri, pribadi yang dibentuk oleh tangan sang Ilahi yang memiliki jagat raya ini. tetapi, apakah jalan yang aku telusuri adalah jalan yang benar?? Atukah aku uda berada di perjalanan yang keliru?? kalaupun aku uda pada jalan yang benar, mampukah aku untuk menulusuri setiap kerikil tajam dan curang yang terjal yang siap menghalangi setiap pergerkanku!! Apakah jalanku mampu membawaku kepada dunia yang sesungguhnya menjadi miliku? jika yang terjadi jalan yang kupilih adalah keliru, tidakkah ada cerita bahwa sebuah pesawat mengalami kecelakaan hebat pada saat mendarat hanya karena pilotnya keliru memperhitungkan landasanya!!Oh tidak!! Aku tidak mau berada di jalan yang keliru!! Sang Pemilik Malam tunjukan aku jalan yang benar , aku tahu bahwa dari balik persembunyianmu engkau mengatur semua ini, dan aku tahu engkaulah yang menghendaki apa yang aku lakukan sekarang ini, agar engkau tahu hanya Dikaulah harapanku. Aku hanya berharap sang waktu mampu memecahkan semua misteri ini, duniapun bisa melihat apa yang aku lakukan. .

Aku tau dalam hidup ini pasti ada dua sisi yang slalu setia ada dan siap mewarnai setiap perjalanan hidup seseorang. Antara hidup dan mati, susah dan senang, menangis dan tertawa, kaya miskin adalah dua sisi yang selalu melekat dalam sejarah hidup manusia,itu bagaikan koin Rupiah yang memliki sisi yang berbeda tetapi berada dalam satu tubuh. Jadi takakan mungkin untuk pisah.

kisah perjuangan ini berawal ketiaka aku harus menentukan pilihanku, mendebarkan bagiku dan simalakama bagiku antara memilih dan tidak memilih semuanya punya poetnsi yang sama untuk menanggung resiko. Hari ke sembilan belas di bulan juli tahun 2004 aku mulai mengukir sejarah baru untuk siarah hidupku,kedua orang tuaku menanyakan akan kepastian perjalananku. Seperti biasa dengan ketulusan yang tak terhingga dan dengan nada yang menyapa ayahku berkata:, anakku aku tau ini pasti menyakitkanuntuk di dengarkan oleh kita semua, andai kata waktu ini tidak berputar mungkin tdak seharusnya aku mengatakannya,waktu berputar dan terus berputar tanpa seoranpun yang mampu memberhentikanya., demikianpun dengan hidup pastilah berubah,ia berlari dan terus berlari dan tak seorangpun manusia di planet ini yang mampu mengejar dan memberhentikanya. Andai aku juga bisa memiliki hidupmu mungkin tidak seharusny kita berpisah yang meskipun Cuma untuk sebentar saja karena betapa bahagianya untuk selalu bersama, tetapi karena masing masing kita harus memilikinya, aku tau kamupun tau tradisi hidup di alam fana ini, kamu bukan lagi seperti yang dulu lagi sudah waktunya bagimu untuk mengetahui apa yang seharus kamu lakukan karena kamu sudah dewasa!! dan yang mesti kamu tau juga adalah kita bukanlah terlahir sebagai keluarga yang berada, merana dan melarat itulah kenyatan yang harus kita terima dan kita jalani kita sudah ditakdirkan untuk menjadi seperti ini dan hanya kamulah satu satunya yang aku harapkan agar satu saat nanti bisa memoles takdr ini menjadi sesuatu yang indah dan berharga.setelah semuanya telah kudengar aku hanya bisa termenung dan duduk melongo sembari membayangkan akan begitu besar beban yangku pikul dan rintangan yang harus aku hadapi, sungguh pribadi seperti aku ini Tuhan kuatkanlahg aku dengan kekuatan cintaMu,aku sebenarnya masih belum yakin deengan apa yang ada di hadapanku mengingat kebahagian yang kami renggut bersama selama masa kecilku, betapa bahagianya hidup dan indahnya Dunia. yangku punya waktu itu hanyalah keyakianan bahwa yang Ilahi telah menjadikan aku dengan tujuanya yang sangat mulia hanya saja aku belum menemukanya.aku hanya butuh kessabaran dan terus bersabar menunggu sang waktu yang menyimpan sejuta misteri.

Sungguh awal yang sangsat aneh,penuh dengan ketidakberesan. Adakah perjalanan dari seorang anak manusia yang lahir dari keterpurukan tanpa ada tujuan? aku hanya punya harapan di dada, kunyayikan itu disetiap detik langkahku. aku tau tiada yang mustahil di dunia ini kalau kita benar benar mengetahuai diri kita sendiri, menggali segala potensi yang ada dalam diri kita dan menjadikan itu sebagai yang mencirikan diri kita sepenuhnya. tetapi tentu saja semuanya bisa menjadi sebuah khayalan belaka kalau tanpa campur tangan dari yang Empunya hidup ini, dari Dialah yang menjadi awal dan akhir dari cerita siarah hidup ini, Dialah yang merestui dari pada apa yang kita impikan. Oleh karaena demikianlah aku menyerahkan segenap perjuanganku kepada Dia yang menjadikan segalanya. Semoga dengan bersamanya aku menjadi yakin dengan peribadiku untuk meraih semua mimpiku, melahap apa semua yang menjadi harapanku di masa kecilku dan menjadikan itu sebagai milikuku selamanya dan semunya akan berjalan dengan baik sehingga pada satu saat nanti aku bisa menemukan diriku sesungguhnya, sejati dari peribadiku yang terdalam.Tuhan Engkau menghendaki aku untuk menjadi anakMu yang mulia, tetapi Andai Engkau merestui aku menjadikan lebih dari pada apa yang kau jadikan untukku.

Sekarang aku mulau bertanya tanya apakha aku sudah semakin dekat dengan tujuanku, berada mungkin tak jauh dari apa yang menjadi impianku di masa kecilku di sebuah kampung yang aku sebut sebagai sebuah kedamaian terselubug kabut di puncak pegunungan, di sana ada sejuta kehidupan, disekitarku masih terdapat pepohonan yang menyuplai aku dengan kelimpahan oksigen, dan bunga bunga indah yang selalu mekar dipagi hari menambah indahnya pesona dunia milikku. betapa tidak aku begitu menikmati masa kecilku dengan penuh kedamaian dengan ruang dan tempat yang aku sebut sebagai tempat tak kenal batas. Safana terbentang luas sejauh mata memandang, kita boleh berlari dan berlari sampai takkan lagi bisa untuk melakukan itu karena energi yang tak pernah tercukupi. aku boleh mengungkapkan kehagiaanku dengan cara kampunganku. Aku sugguh merasakan bahawa aku beruntung karena telah lahir di sebuah dunia yang penuh dengan sejuta kenangan. Di sana tegores kisah pahit manisnya hidup yang membawa aku kepada peribadiku seperti sekarang ini, aku sangat menikmat diriku yang sekarang, yang meskipun hidupku dipenuhi cerita kelam, namun kesemuanya itu kurangakikan sebagai suatu yang membuat bingaki ceritaku lebih menunjukan kalau hidup yang sesngguhnya emang seperti demikian. Aku menghendaki semua itu bisa menjadi guru bijaksanaku yang mengajarkan aku kepada kehidupan yang penuh damai. Dunia yang senatiasa memberiku sebuah rasa syukur akan semua yang membuatku masih bisa untuk bernapas dalam situasi yang tidak mungkin sekalipun. Tanan' wa awang'n eta dengaralah diriku……

Tidak ada komentar:

Posting Komentar